August 28, 2016

There's A Bun In The Oven



Banyak hal luar biasa terjadi di hidupku dalam setengah tahun belakangan ini. Diawali dengan acara lamaran di awal Januari, pernikahan di kuartal pertama dan menyusul test pack garis dua di akhir Mei. I am blessed.

Semua itu jadi paket super besar buat hadiah ulang tahunku di bulan Juli. Masih diberi hidup, dikasih bonus suami dan Insha Allah akan melahirkan bayi di akhir Januari atau awal Februari.

Kyaaaaa~

❉❉❉

Ini dari suami dan kejutan teman selantai.


Haaaa.

Banyak hal baik yang datang. Banyak hal menyenangkan setiap jam. Hidup rasanya seperti baru saja dimulai. Dengan semua kecupan bangun pagi dan pelukan hangat saat nonton film hingga larut. Dengan mendengar dari dekat deru nafasnya ketika tidur setiap malam.

I can’t tell how happy I am.

Takdir menempatkan kami di bawah selimut yang sama hingga sisa hidup kami.

Dan aku bahagia menjadi seorang istri.

*berlinang*

❉❉❉

Speaking of kehamilan, banyak hal yang tiba tiba aku tidak suka. Bau nasi matang di rice cooker, bau dapur dan segala jenis bumbu bumbunya. Biar kalian tahu saja, selama bulan puasa aku tak bisa memasak sama sekali.

Aku juga tak betah pegang ponsel apalagi berlama lama di media sosial, aku berhenti menulis selama tiga bulan itu, tak ada yang bersuara di kepalaku. Aku, enggan.

Aku benci pergi bekerja. Aku bisa menghabiskan setengah hari kerjaku hanya untuk muntah, aku lebih cepat marah dan mudah sekali merasa tidak nyaman, aku enggan melihat acara memasak di tivi dan tidak tertarik sama sekali untuk mencoba resto yang baru buka.

Berat badanku turun banyak di bulan ke tiga tapi Alhamdulillah kakak sehat, dokter bilang perkembangannya baik. Itu amat melegakan mengingat yang bisa kulakukan selama trimester pertama hanyalah muntah.

Keluar dari trimester pertama dengan susah payah nafsu makanku perlahan membaik, yah aku masih belum berani membuka rice cooker di rumah tapi aku berani lagi memasak dan morning sicknessku berkurang. Aku bisa mendengar kepalaku bercerita, dan aku mulai menulis lagi.

Aneh rasanya mengetahui ada bagian tubuhmu yang diisi makhluk hidup yang kelak memanggilmu ibu dan menangis untuk air susumu. Tapi beginilah aku sekarang, menikmati setiap sentuhan dari bagian tubuhnya setiap saat.




“Tumbuhlah dengan sehat kakak. Jumpai ibu dan ayah dengan tangisan bahagia. Kami menunggumu dengan sabar”

0 Comment:

Post a Comment