October 22, 2011

Twenty Minutes in PARIS


Aku dalam perjalanan ke paris. Menemui ibuku, ibu kandungku. Sudah hampir 2,5 tahun aku tak pernah bertemu lagi dengannya. Semenjak kejadian itu, ya.. kejadian itu, saat ayah marah besar kepada ibu tanpa aku tau sebabnya. Dan ibu lari dari rumah. Sampai hari ini, beliau tak pernah menghubungi atau bahkan mencoba menghubungi kami.
Aku tak menyalahkan ayah atas kejadian ini, atau membenci ibu yang meninggalkan rumah begitu saja. Selama itu pula aku mencari informasi atas keberadaan ibu, bukan tak pernah aku paksa ayah untuk ikut mencarinya, tapi aku lelah karena dia tak pernah menanggapi ku, bahkan untuk menjelaskan apa masalahnya pun tidak.
Tapi aku terus berusaha, hingga akhirnya disinilah aku sekarang, dalam perjalanan udara menuju ibuku, surgaku. Aku tak akan meminta banyak jika bertemu dengannya nanti, aku hanya ingin tau jawaban dari setiap pertanyaan ku. Mengapa ayah marah? Mengapa ibu lari dari rumah? Mengapa beliau menghilang sebegini lamanya? Mengapa? mengapa?
Samar samar ku dengar pesawat akan landing. Setibanya di Charles de gaulle airport, aku bergegas mencari taxi dan menuju apartemen ibu. Dari sumber yang terpercaya, semenjak tinggal di paris ibu tak pernah berpindah pindah. 10 menit kemudian aku sampai di apartemen itu, aku tiba di kamar 323, di depan kamar ibuku. Aku mengetuk, tapi tak ada jawaban. Aku mengulang ketukan 5 kali. Hening. Kuputuskan untuk langsung masuk kedalam, kalau kalu ibu sedang mandi atau apa.
            Benar saja suara musik mengalun keras di ruangan itu. Aku mendekat menghampiri ruang tidur. dan Kudapati ibuku sedang bermesraan dengan perempuan lain…
My name’s Mei. Lame girl. 20 years old. Tokyo