Banyak hal luar biasa terjadi di hidupku dalam setengah tahun belakangan ini. Diawali dengan acara lamaran di awal Januari, pernikahan di kuartal pertama dan menyusul test pack garis dua di akhir Mei. I am blessed.
Semua
itu jadi paket super besar buat hadiah ulang tahunku di bulan Juli. Masih diberi
hidup, dikasih bonus suami dan Insha Allah akan melahirkan bayi di akhir
Januari atau awal Februari.
Kyaaaaa~❥
Ini
dari suami dan kejutan teman selantai.
Haaaa.
Banyak
hal baik yang datang. Banyak hal menyenangkan setiap jam. Hidup rasanya seperti
baru saja dimulai. Dengan
semua kecupan bangun pagi dan pelukan hangat saat nonton film hingga larut.
Dengan mendengar dari dekat deru nafasnya ketika tidur setiap malam.
I
can’t tell how happy I am.
Takdir
menempatkan kami di bawah selimut yang sama hingga sisa hidup kami.
Dan
aku bahagia menjadi seorang istri.
*berlinang*
❉❉❉
Speaking
of kehamilan, banyak hal yang tiba tiba aku tidak suka. Bau nasi matang di rice
cooker, bau dapur dan segala jenis bumbu bumbunya. Biar kalian tahu saja, selama
bulan puasa aku tak bisa memasak sama sekali.
Aku
juga tak betah pegang ponsel apalagi berlama lama di media sosial, aku berhenti
menulis selama tiga bulan itu, tak ada yang bersuara di kepalaku. Aku, enggan.
Aku
benci pergi bekerja. Aku bisa menghabiskan setengah hari kerjaku hanya untuk
muntah, aku lebih cepat marah dan mudah sekali merasa tidak nyaman, aku enggan melihat
acara memasak di tivi dan tidak tertarik sama sekali untuk mencoba resto yang
baru buka.
Berat
badanku turun banyak di bulan ke tiga tapi Alhamdulillah kakak sehat, dokter
bilang perkembangannya baik. Itu amat melegakan mengingat yang bisa kulakukan
selama trimester pertama hanyalah muntah.
Keluar
dari trimester pertama dengan susah payah nafsu makanku perlahan membaik, yah
aku masih belum berani membuka rice cooker di rumah tapi aku berani lagi
memasak dan morning sicknessku berkurang. Aku bisa mendengar kepalaku
bercerita, dan aku mulai menulis lagi.
Aneh
rasanya mengetahui ada bagian tubuhmu yang diisi makhluk hidup yang kelak
memanggilmu ibu dan menangis untuk air susumu. Tapi beginilah aku sekarang, menikmati setiap sentuhan dari bagian tubuhnya setiap saat.
0 Comment:
Post a Comment