Kalo ditarik garis ke belakang, kami
emang gak pernah pacaran. Dia gak pernah minta gue jadi ceweknya atau gue
mengajukan diri jadi pacarnya. Semua terjadi gitu aja, gue pergi dari kisah
lama ninggalin luka dan bikin cerita baru sama dia. Tanpa aba aba, hanya
kesepakatan—Nanti kalo dari kita ada yang udah gak saling sayang, bilang
aja—juga tanpa tanggal jadian.
He told me that I'm the one he was
looking for dan menambahkan gue dalam rencana hidupnya kelak. Siapa sangka tiga
tahun dari malam itu benar benar akan jadi cerita
baru dalam hidup kami.
∝∝∝∝∝∝∝∝∝∝∝∝
Mereka bilang menikah harusnya
dilakukan setelah kita selesai menikmati hidup. Harusnya dilakukan setelah
mapan. Harusnya dilakukan setelah ini dan itu.
Tadinya gue setuju, tapi setelah gue
pikir pikir, pernikahan bukan akhir dari dunia kok. Kalo kalian sudah yakin
akan menikah dan yakin bisa memijak hidup baru bersama sama kenapa harus
menunggu lama?
Menemukan pasangan yang tepat emang
susah, ada yang harus berkali kali patah hati dan gonta ganti ada yang bahkan
belum nemuin sama sekali.
Perjalanan cinta gue?
Gak terlalu ekstrim sih, cuma sekali
salah mendarat dan hati terkoyak dalam, abis itu ditemuin sama si pria masa
depan ini.
Yakin cuma sekali?
Yang deket sih banyak tapi yang gue
akuin mantan ya cuma satu. Leo kan gitu ♌
∝∝∝∝∝∝∝∝∝∝∝∝
Jadi kenapa gue yakin meletakkan
masa depan bersama pria ini? Well, gue nyaris gak pernah menangis karena ulah
dia yang jahat. Selama hampir 6 tahun terakhir gue selalu bahagia, bukannya gak
ada cekcok, ada sih tapi ya sebentar dan hal kecil aja.
Gue mengakui diri gue galak tapi dia
meladeni gue dengan sabar bahkan dia lebih sering ngalah atau entah gimana bisa bikin gue jinak.
Gue bisa jadi siapapun yang gue mau,
gue bisa tiba tiba ngomel pake bahasa inggris campur jepang atau korea atau
ejaan lain di kepala gue yang bahkan gue gak yakin itu ada artinya.
Dia gak ribet. Gue iya. Dia air. Gue
apinya. Somehow, kami melengkapi dengan segala kelebihan dan kekurangan kami. Lantas jika bukan hari ini lalu kapan lagi?
∝∝∝∝∝∝∝∝∝∝∝∝
For your information gaes, orang tua
gue mewanti wanti gue supaya dapet suami yang satu suku (jawa), ternyata mereka
put in trust ke pria ini yang sukunya bahkan sunda kental. Yah apa mau dikata? Laki laki kalo urusan masa depan
gak bakal main main kan?
"Menikah itu
bukan perkara pesta semata, menikah itu pijakan baru di hidup orang lain seumur
hidup kita. Jangan buru buru melangkah, mantapkan dulu hatimu baru berkata iya"
0 Comment:
Post a Comment